Suka Lupa Niat Puasa? Ini dia Niat Puasa Ramadhan 1 Bulan.

Bulan Suci Ramadhan merupakan bulan dalam kalender hijriah yang mewajiban setiap umat muslim untuk berpuasa 1 bulan penuh. Terkecuali umat yang memiliki beberapa alasan khusus; seperti ibu yang baru melahirkan, perempuan yang sedang haid, orang yang sedang sakit, anak kecil yang belum baligh, sedang dalam perjalanan (Musafir) dan orang gila. Semakin baik seorang muslim mengerti dan mengikuti syarat-syarat wajib berpuasa semakin baik pula puasa yang ia kerjakan.


Niat puasa
Kurma sebagai salah satu kudapan berbuka
Sumber gambar: pexels.com


Agar ibadah puasa dapat dijalankan sesuai syariat, tentu ada rukun puasa yang wajib dilakukan diantaranya adalah Niat untuk melaksanakan puasa. bagaimana jika ada seseorang yang lupa niat puasa, apakah puasanya batal? Dalam hal ini, sebagian ulama pernah membahas tentang kebijakan hukumnya dan masing-masing memiliki pendapat yang berbeda. Sebagian ulama mengatakan bahwa jika seseorang bangun di waktu malam dan makan sahur, maka sudah dianggap melakukan niat puasa, dan puasa tersebut dinilai sah. Namun, sebagian ulama lain mengatakan bahwa makan sahur tidak cukup untuk menggantikan niat, jika makan sahur namun tidak melakukan niat, maka puasanya dinilai tidak berniat.


Lupa niat puasa adalah suatu situasi yang mungkin terjadi karena kesibukan atau aktivitas tertentu seringkali membuat masyarakat lupa untuk niat puasa pada malam hari. Ulama Islam memiliki pendapat/Mazhab yang berbeda terhadap hal ini. Ada beberapa pendapat yang disebutkan, diantaranya sebagai berikut:


Baca juga: Apa itu Sidang Isbat? Pengertian dan Tahapan

Mazhab Maliki

Mazhab Maliki menilai bahwa niat puasa harus dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan, melainkan boleh saja di awal bulan. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya tetap sah karena dicukupkan dengan niat satu bulan penuh tersebut dengan mengikuti (taqlid) pada mazhab Maliki.

Mazhab Syafi'i

Mazhab Syafi'i menilai bahwa niat puasa harus dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya tidak sah.


Mazhab Hanbali

Mazhab Hanbali menilai bahwa niat puasa harus dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya tidak sah.


Mazhab Abu Hanifah

Mazhab Abu Hanifah menilai bahwa niat puasa harus dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan. Namun, jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya tetap sah karena disunnahkan melafalkannya karena pembacaan oleh mulut akan membantu konsentrasi hati.


Mazhab Imam Malik

Mazhab Imam Malik menilai bahwa niat puasa tidak wajib dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan, melainkan boleh saja di awal bulan. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya tetap sah karena dicukupkan dengan niat satu bulan penuh tersebut


Untuk menghindari lupa niat puasa, ulama menyarankan untuk menunaikan ibadah puasa dengan niat yang benar. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka disarankan untuk menunaikan ibadah puasa setelah waktu sahur, sebelum waktu terbit fajar. untuk mengantisipasi lupa niat puasa pada bulan ramadhan. 


Terkait hal ini Imam al-Qulyubi menjelaskan 

 

وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ الْإِمَامِ مَالِكٍ فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ الشَّهْرِ 


 Artinya:

“Disunahkan pada malam pertama bulan Ramadhan untuk niat berpuasa sebulan penuh untuk mengambil memanfaatkan pendapat Imam Malik pada suatu hari yang lupa untuk berniat di dalamnya. Karena beliau menganggap niat tersebut mencukupi bila lupa niat pada malam-malam berikutnya di semua malam Ramadhan.” (Hasyiyah Al-Qulyubi, II/66).

 

Imam Qulyubi menguraikan, hal yang perlu diperhatikan, niat satu bulan penuh tersebut hanya sebatas antisipasi apabila lupa tidak niat puasa. Sehingga untuk setiap malamnya tetap diwajibkan niat seperti biasa, sebagaimana pendapat madzhab Syafi’i. 


Niat puasa Ramadhan satu bulan penuh


نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى  


Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala


Artinya, “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah." 

 

Hal tersebut dijelaskan dalam kitab Sabil al-Huda karya KH Ahmad Idris Marzuq, salah seorang ulama Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. beliau mendasari pendapatnya dengan bertaqlid pada Madzhab Maliki yang membolehkan sekali niat puasa untuk sebulan penuh Ramadhan. Meskipun beliau berpendapat demikian beliau juga menekankan bahwa niat puasa untuk sebulan hanya bentuk antisipasi. Niat puasa Ramadhan seperti pada umumnya juga harus tetap dibaca setiap malam. 


sumber: banten.nu.or.id

 

Lebih baru Lebih lama