Bobby Nasution (Walikota Medan) dan Edy Rahmayadi (mantan Gubernur Sumatera Utara). Foto: kabarfajar.com dan antaranews.com |
Informassa - Dua orang ternama di Sumatera Utara, yaitu Edy Rahmayadi (Eks Gubernur Sumatera Utara) dan Bobby Nasution (Eks Walikota Medan) selalu disebut-sebut memiliki peluang untuk maju ke panggung kontestasi Pilgub Sumut 2024.
Meskipun Bobby adalah eks kader PDIP, justru yang disebut-sebut lebih memiliki peluang untuk didukung PDIP malah Edy Rahmayadi. Hal ini diungkapkan oleh ketua PDIP Sumut Aswan Jaya ketika ditanya perihal kemungkinan PDIP mengusung Bobby.
Dilansir dari CNN Indonesia, kemungkinan PDIP Sumut mengusung Bobby menjadi bakal calon Gubernur Sumatera Utara menjadi kecil dikarenakan manuver politik Presiden RI Joko Widodo. Joko Widodo, sebagai mertua Bobby, dianggap selalu ‘memuluskan’ pemenangan putra sulungnya pada Pemilihan Capres 2024.
"Kalau peluang ada saja, cuman untuk kasus Bobby ini pertimbangannya begitu rumit, disebabkan oleh peristiwa-peristiwa Pilpres dan pemilihan yang lalu ini, itu membuat peluang Bobby bersama PDI Perjuangan tipis lah," ujar Aswan (20/3).
Bertolak belakang dengan Bobby, Edy yang sebelumnya didukung oleh Gerindra, memiliki komunikasi yang baik dengan PDIP sejak masih menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Aswan berpendapat bahwa Edy Rahmayadi lebih berpeluang diusung PDIP.
"Komunikasi PDI Perjuangan dengan Pak Edy Rahmayadi semasa dia menjadi gubernur cukup baik dan bagus, baik dia komunikasi formal maupun informal, antar legislatif maupun eksekutif baik-baik saja, saya pikir komunikasi itu masih terus berjalan dan peluang itu masih tetap ada untuk bisa bersama," ungkap Aswan, ketua PDIP Sumut.
Aswan juga menerangkan PDIP sudah mulai membahas Pilkada serentak 2024 dalam rapat internal partai, terutama pada Pilkada Sumut 2024. PDIP memiliki kesempatan memilih kader internalnya tanpa perlu membentuk partai koalisi. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan partai Banteng Merah dalam meraih 21 kursi di DPRD Sumut periode 2024-2029.
Walaupun nama Edy disebut-sebut berpeluang diusung PDIP, Edy juga masih dikait-kaitkan dengan partai-partai pengusungnya dulu, seperti Demokrat, Gerindra, dan PKS. Sementara Demokrat dan Gerindra sudah menjadi lawan politik PDIP akibat manuver-manuver politik yang dilakukannya.
Tetapi, pihak Gerindra sendiri juga sudah menganggap Edy berkhianat, merujuk pada Pilpres 2024. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Sekretaris Partai Gerindra Sumatera Utara, Sugiat Santoso kepada awak media DetikSumut (22/03).
"Berkaca pada Pilpres yang lalu, kita melihat Pak Edy sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang mengkritik Pak Prabowo. Dia juga sesumbar mengalahkan Pak Prabowo di Sumut hingga 70 persen, yang nyatanya Pak Prabowo menang di sini. Tentu ini kami anggap sebagai pengkhianatan, karena Partai Gerindra sudah mengusung Edy Rahmayadi pada Pilgub 2018 yang lalu," ujar Sugiat.
Lalu, apakah Edy sendiri tertarik dengan peluang yang diberikan PDI Perjuangan, atau justru ingin kembali ke pangkuan Gerindra dan kelompoknya? Edy belum memberikan pernyataan resmi terkait ini.