Ilustrasi inflasi di Turki (Sumber: Al Jazeera) |
Meskipun adanya upaya keras dalam menaikkan suku bunga, angka inflasi di Turki kembali melonjak.
Data terbaru dari Institut Statistik Turki mengungkapkan bahwa inflasi tahunan mencapai 68.5% untuk bulan Maret, naik dari angka sebelumnya sebesar 67.1%.
Peningkatan tajam ini terjadi meskipun pemerintah telah melakukan serangkaian kenaikan suku bunga.
Bahkan, pada akhir Maret lalu, suku bunga kunci negara tersebut dinaikkan dari 45% menjadi 50%. Namun, upaya tersebut belum mampu meredam lonjakan inflasi.
Artikel Terkait: Pasar Properti di China Tidak Menunjukkan Pemulihan di Awal Tahun Baru
Faktanya, sektor pendidikan, komunikasi, serta hotel, restoran, dan kafe menjadi penyumbang terbesar dalam kenaikan harga bulanan, masing-masing dengan lonjakan sebesar 13%, 5.6%, dan 3.9%. Bahkan, inflasi di sektor pendidikan menembus angka 104% secara tahunan.
Ekspektasi dari para ekonom pun tidak optimis. Mereka memperkirakan bahwa langkah-langkah kenaikan suku bunga dari bank sentral masih akan diperlukan.
Artikel Terkait: Inflasi Konsumen China: Apakah Deflasi Berakhir?
Meskipun terdapat tanda-tanda positif, seperti perlambatan kenaikan bulanan yang paling rendah dalam tiga bulan terakhir, namun inflasi masih jauh dari target satu digit yang diharapkan.
Langkah-langkah lebih lanjut dalam mengendalikan inflasi tampaknya akan menjadi tantangan besar bagi Turki.
Meskipun suku bunga telah ditingkatkan secara signifikan sebelumnya, efeknya masih belum memadai. Hal ini menunjukkan bahwa masalah inflasi di negara tersebut membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Artikel Terkait: Saudi Aramco Melaporkan Laba Turun 25% Selama Satu Tahun Penuh
Sumber: CNBC