Sebanyak 30% Pemda di Jepang Menawarkan Makan Siang Gratis

Toriyaki chicken on dark surface
Masakan Jepang (Image by jcomp on Freepik)


Informassa - Program makan siang gratis di sekolah tampaknya telah meningkat di Jepang. Survei Kementerian Pendidikan menemukan bahwa sekitar 30 persen kota, atau 547 entitas, menawarkan program makan siang sekolah gratis di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri.

Jumlah ini meningkat tujuh kali lipat dari hanya 76 kotamadya pada tahun fiskal 2017. Bagaimana program makan siang dilaksanakan di Jepang dan apa yang menjadi kendalanya? Artikel ini membahas mengenai program makan siang di Jepang beserta sejarah dan kendalanya.

Baca juga: Rekomendasi Film Anime Populer Sedang Tayang di Bioskop Juni 2024

Sekilas Program Makan Siang

Program makan siang terutama dilaksanakan di sekolah dasar dan menengah pertama di Jepang. Dengan adanya program ini anak-anak tidak diperbolehkan membawa bekal dari rumah. Semua siswa harus makan siang sekolah yang sama, mengikuti menu yang direncanakan oleh ahli gizi. 

Program makan siang di sekolah dilaksakan sebagai bagian dari inisiatif dukungan dalam membesarkan anak. Selain itu, program makan siang di Jepang bertujuan untuk mendukung keluarga yang mengalami kesulitan dan mendorong pertumbuhan populasi.

Program makan siang tidak hanya dianggap sebagai waktu untuk memberi makan siswa, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendidik mereka tentang makanan dan gizi. Program ini mengajarkan kebiasaan makan sehat sejak usia dini, membantu mereka memahami pentingnya makanan bergizi, dan memberi siswa kalori dan nutrisi yang mungkin tidak mereka terima di rumah. 

Makan siang di sekolah di Jepang biasanya menyajikan sup, sayuran, ikan, daging, dan nasi yang dimasak di tempat dengan bahan makanan yang segar dan utuh. Bahan-bahan dapat bersumber dari pertanian lokal untuk membangun hubungan dan apresiasi terhadap pangan dan pertanian lokal.

Program makan siang di sekolah wajib bagi siswa di Jepang, dan meskipun tidak gratis untuk semua siswa, program ini disubsidi dengan biaya tinggi dan biayanya sekitar $2,50 per makanan. Menu makan siang disediakan oleh ahli gizi untuk memastikan siswa mendapatkan makanan yang seimbang dan sehat setiap hari.

Sekitar 150 kota, atau 8,2 persen, menawarkan makan siang sekolah gratis bagi siswa dari rumah tangga yang memenuhi persyaratan tertentu, seperti memiliki lebih dari dua anak. Di beberapa kota, makan siang sekolah gratis hanya ditawarkan untuk siswa di kelas tertentu.

Sejarah Program Makan Siang

Akhir abad ke -19, beberapa sekolah di Jepang menyediakan makan siang untuk anak-anak berpenghasilan rendah. Setelah Perang Dunia II, Undang-Undang Makan Siang Sekolah diterapkan pada tahun 1954 untuk menyediakan makan siang bagi semua siswa di Jepang. 

Pada tahun 1970-an, program makan siang mulai memenuhi standar nutrisi yang ada saat ini. Menu makan siang beralih dari makanan seperti susu skim dan roti ke menu tradisional Jepang yang berupa sup, sayuran, ikan, daging, dan nasi.

Pada Juni 2005, Undang-Undang Dasar Shokuiku, pendidikan pangan dan gizi, diberlakukan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah gangguan makan di kalangan pemuda Jepang, dan pada April 2007, Sistem Guru Diet dan Gizi dibentuk untuk meningkatkan komponen pendidikan dalam program tersebut. Pada tahun 2008, “Undang-Undang Makan Siang di Sekolah” direvisi untuk menekankan fokus pada pendidikan pangan dan gizi. 

Kendala Program Makan Siang

Meskipun ada kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah menghadapi tantangan dalam terus menawarkan makan siang gratis untuk anak-anak. Dari 722 kota yang mempunyai program makan siang gratis, baik bersyarat maupun tidak bersyarat, 82 kota atau 11,4 persen menyatakan akan menghentikan program tersebut pada Maret 2024.i

Tantangan finansial menjadi hambatan besar dalam mencapai tujuan ini. Tidak jarang pemerintah kota memperkenalkan program makan siang gratis di sekolah dengan jangka waktu terbatas karena keterbatasan anggaran. Kementerian akan menganalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan penerapan program makan siang gratis di sekolah secara nasional.

Kementerian memperkirakan bahwa menyediakan makan siang gratis di sekolah kepada semua siswa di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri di seluruh negeri akan memerlukan anggaran tahunan sekitar 500 miliar yen ($3,18 miliar), setara dengan sekitar 10 persen dari total anggaran kementerian. Oleh karena itu, banyak orang di kementerian masih skeptis terhadap kelayakan proposal ini.

Program makan siang memiliki dampak positif bagi siswa. Selain itu, program makan siang gratis dapat mendukung keluarga yang mengalami kesulitan dan mendorong pertumbuhan populasi. Namun, program makan siang gratis memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menyediakan program makan siang gratis di Jepang.

Referensi: asahi.comicdasustainability.orgwww.nycfoodpolicy.org

Lebih baru Lebih lama